Jumat, 20 April 2012

Hidup Sehat Milik Kita Bersama

            Saat ini, Indonesia tengah berbenah untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan berkehidupan dinamis. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari promosi kesehatan, penyebaran pamflet, hingga beragam iklan yang menyajikan topik hidup sehat selalu bermunculan di media informasi. Tak cukup sampai disitu, program-program kerja pemerintah untuk menyehatkan bangsa juga diaplikasikan dengan adanya JAMKESMAS, maupun program lainnya.
            Dalam peringatan hari Kesehatan Nasional yang diperingati tanggal 12 November 2011 kemarin, beragam isu kesehatan, mulai dari isu dalam lingkup kecil hingga ke lingkup yang lebih kompleks dibahas dan sedang “berusaha” dipecahkan oleh pemerintah. Namun, sudahkah semua itu mencapai usaha maksimal untuk mencapai kehidupan yang sehat dan sejahtera?
            Salah satu yang dibahas secara intensif adalah mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kesehatan (RPJM-K) tahun 2010 – 2014. Program yang sedang “digodok” pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat adalah bagaimanana memperpanjang Umur Harapan Hidup (UHH) dan menurunkan lagi Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI) dan prevensi gizi kurang untuk mencapai target nasional serta pemantapan pemberdayaan masyarakat melalui penguatan/pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) seperti Desa Siaga dan pemantapan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) dengan prioritas bagi seluruh masyarakat miskin. (www.waspada.co.id)
Untuk mencapai hal di atas, saat ini ada 3 (tiga) persoalan besar bidang kesehatan, dimana salah satunya berkaitan dengan aspek perilaku yang ditandai dengan masih rendahnya kesadaran masyarakat dan peran sertanya dalam pembangunan kesehatan. Hal ini ditujukan dengan lambatnya kemajuan peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga, tatanan pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan institusi kesehatan. (www.waspada.co.id)
Tujuan pemerintah untuk menyehatkan bangsa kiranya masih “jalan di tempat” jika kesadaran hidup sehat dalam masyarakat sendiri tidak menunjukkan antusiasme. Bagaimana program kerja pemerintah bisa sukses jika hanya pemerintah yang melakukan beragam upaya kesehatan? Negara ini dibangun dari struktur pemerintah dan rakyatnya, maka untuk mencapai suatu tujuan bersama, diperlukan adanya balance antara program kerja dan upaya pemerintah dengan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat.
Namun, seperti yang kita ketahui bersama, potret pendidikan kesehatan dan kesadaran pola hidup sehat masih sangat rendah dalam masyarakat. Jangankan kesadaran hidup sehat untuk anak, perilaku orang dewasa saja seringkali tidak menunjukkan bagaimana pola hidup sehat yang benar. Bagaimana tidak, di depan umum mereka sering makan dari kedai yang tidak higienis, merokok, bahkan yang paling parah adalah merusak banner atau papan iklan yang bertemakan kesehatan. Dan pada lingkup terkecil pun, yaitu keluarga seringkali mengabaikan pendidikan hidup sehat untuk anggota keluarganya, padahal, sesuatu yang komplek terlebih dahulu tersusun dari hal yang kecil.
Kesehatan suatu bangsa kiranya bukan hannya kebutuhan dari “peran” pemerintah, tapi juga kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dengan hidup sehat, kita akan lebih “hemat” karena menjaga kesehatan jauh lebih murah daripada mengobati penyakit. Hal ini dapat menjadi tonggak utama pencapaian kesejahteraan agar terwujud Indonesia yang berbangsa sehat dan berbudi luhur.
Meraih kesejahteraan masyarakat dengan kesehatan kiranya lebih baik dengan usaha preventif, bukan rehabilitatif. Slogan yang sudah menjamur di masyarakat “mencegah lebih baik daripada mengobati” sebaiknya jangan hanya menjadi pelengkap pengetahuan kesehatan, namun juga diperlukan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Entah mengapa, kesadaran masyarakat akan berharganya nilai “sehat” baru akan begitu dijunjung tinggi ketika sudah ada penyakit yang “datang” atau sekedar “mampir”. Padahal, peluang untuk mencegah penyakit bukanlah cara sulit jika kita bisa menemukan kuncinya, yaitu membiasakan pola hidup sehat dan teratur.
Hidup sehat pun akan lebih baik jika langkah dan tahap-tahap pencapaiannya melalui cara “alami”, dimana hidup dimulai dengan kesadaran akan pentingnya pendidikan pola hidup sehat dan menghindari konsumsi obat-obatan untuk menunjang daya tahan tubuh. Banyak cara maupun sarana yang dapat dijadikan jembatan dan menghilangkan beragam alasan yang ada di masyarakat berkaitan dengan masih sulitnya menjaga kesehatan dengan cara alami atau herbal. Karena bagaimanapun juga, sesuatu yang alami akan berdampak lebih ramah bagi tubuh, maupun lingkungan sekitar.
Perlukah adanya pendidikan hidup sehat dalam keluarga? Tentu saja hal tersebut tidak lagi menjadi pertanyaan jika kita mampu melihat kesehatan dari beragam aspek. Kita tidak bisa semerta-merta menyalahkan pemerintah jika terdapat ancaman kesehatan atau penyakit dalam masyarakat, karena masyarakat bukanlah ‘bayi besar’ yang haus akan suapan-suapan kecil dari induknya. Sudah saatnya masyarakat proaktif dalam rangka peningkatan mutu kesehatan yang dimulai dari lingkup terkecil. Oleh karena itu, hal yang paling perlu dibenahi adalah bagaimana cara menyadarkan masyarakat agar mau merapkan pendidikan hidup sehat dan merealisasikannya dalam kehidupan.
Sekali lagi, masyarakat diharapkan untuk berpastisipasi dengan menyadari pentingnya pendidikan hidup sehat, minimal dari dirinya sendiri dan keluarga. Pertanyaannya, bagaimana cara mendidik keluarga untuk hidup sehat? Berikut langkah-langkahnya:
1.         Biasakan keluarga untuk mencuci tangan memakai sabun
Mencuci tangan menggunakan sabun mampu mencegah penyebaran penyakit diare dan kolera, serta menghidari masuknya telur cacing saat memegang makanan, terutama untuk anak-anak. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, menunjukkan penyebab kematian bayi usia 29 hari sampai 11 bulan, terbanyak (55,2%) karena penyakit diare yang dapat dicegah dengan intervensi lingkungan dan perilaku. Begitu pula proporsi penyebab kematian pada anak usia 4-11 tahun, yaitu diare (25,4%) dan pneumonia (15,5%).
Begitu banyak manfaat mencuci tangan menggunakan sabun yang selama ini sering diabaikan oleh anak-anak, namun tak menutup kemungkinan juga orang dewasa. Oleh karena itu, berikan informasi selengkap-lengkapnya kepada keluarga tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun dan ajarkan pula untuk tidak menyentuh makanan yang berhubungan langsung dengan udara luar.
2.         Hindari kebiasaan yang buruk
Kebiasaan yang kurang baik dapat menyebabkan kita terkena penyakit. Seperti kebiasaan merokok, miras (minuman keras), obat-obatan, dll. Hal tersebut dapat menyebabkan mudahnya penyakit menyerang sistem kekebalan tubuh kita. Tak hanya itu saja, kita juga dapat terkena dampaknya yang lain seperti mudah pikun, malas, pemarah, dll. Untuk itu usahakan menghindari kebiasaan-kebiasaan yang bodoh tersebut. Namun, kebiasaan itupun harus ditunjang dengan teguran dan koreksi dari pihak keluarga sehingga dalam lingkungan keluarga tercipta suasana yang nyaman, kondusif, dan bebas dari pengaruh bahan kimia yang tidak berguna, apalagi berbahaya. Tidak mungkin salah seorang anggota keluarga mampu terhindar dari kebiasaan buruknya jika anggota keluarga yang lain masih acuh pada perilaku anggota keluarga yang lain.
3.         Menjaga kebersihan dan olahraga teratur
Kebersihan diri sendiri perlu diperhatikan dan dijaga dengan baik karena terkait dab berkaitan erat dengan penampilan kita di masyarakat umum. Ajarkan keluarga untuk menghindari bertukar peralatan mandi, peralatan make up, maupun pakaian pribadi dengan orang lain walaupun masih dalam satu keluarga karena mungkin dapat menularkan penyakit yang berbahaya. Kebersihan diri pastilah berhubungan dengan keadaan lingkungan, oleh karena itu manfaatkan hari Minggu untuk membersihkan dan merawat lingkungan rumah. Jangan pula melewatkan  green project untuk menyegarkan udara yang dihirup keluarga dengan penghijauan.
Berolah raga secara teratur dapat memacu jantung, pernafasan dan peredaran darah menjadi lebih baik. Biasakan berolah raga setiap hari dengan kegiatan yang ringan seperti berjalan kaki, senam, fitnes, jogging, bersepeda, atau melakukan olah raga penuh seperti main badminton, sepak bola, lari maraton, tenis, bola basket, dan lain sebagainya. Hindari pula tidur setelah makan karena akan mengganggu sistem pencernaan.


Dari beberapa uraian di atas, semakin jelas bahwa Indonesia sebenarnya masih berkesempatan untuk menciptakan suasana masyarakat yang sehat, dinamis dan sejahtera dengan adanya keseimbangan antara pemerintah dan aspirasi serta partisipasi masyarakat. Kita tidak bisa memvonis salah satu pihak gagal dalam usaha menyehatkan bangsa, jika pihak yang lain belum bisa dikatakan optimal dalam upaya pencapaian hidup sehat untuk Indonesia. Pun, jika kita memiliki hidup yang sehat, bukan hanya keluarga yang akan terhindar dari beragam problema kesehatan, tapi juga masyarakat luas dan Indonesia pada umumnya. Jadi mulai sekarang, bukalah pikiran lebar-lebar agar kita mau mendukung program kerja pemerintah tentang kesehatan penduduknya dan berperan aktif di dalamnya. Sehat bukan hanya milik perseorangan, tapi sehat adalah milik kita bersama. //(alphiee)

2 komentar:

  1. bagus"..
    kurang layoutnya fii.. heheh
    tugas dari dosen ya kok buatg blogg... hehehe

    BalasHapus
  2. hehheee,,layout apa yaa??yang gmna tuhh..masih amatir nih,tolong ya dibantu... :D

    bukan kok,,ya iseng2 aja pgn bkin..msa ngenet kok cuma buka email ma FB,gak ada yang lebih bermnfaat..mkanya pgn bkin blog,,hehe...

    BalasHapus