Jumat, 20 April 2012

Berprestasi dalam wawasan intelektual, berbasis organisasi

Berprestasi dalam wawasan intelektual, berbasis organisasi
Pentingkah berorganisasi? Ya, pertanyaan tersebut masih simpang siur dan tak jarang menggelitik pikiran mahasiswa, terutama yang masih memegang gelar “maba”. Banyak dari mereka yang antusias, ambisius, memberi respon biasa saja, atau bahkan sama sekali tidak tertarik. Beragam cara pandang mahasiswa dan bagaimana cara mereka memberi respon terhadap sebuah organisasi biasanya memberikan awal penilaian tentang karakteristik seseorang, namun hal tersebut bukanlah mutlak. Hanya saja, orang-orang hebat yang kini telah duduk dalam kesuksesannya sebagian besar berasal dari mereka yang aktif berkecimpung dalam organisasi.

Dalam dunia yang sebenarnya, kepandaian bukanlah hal mutlak yang dapat menentukan kesuksesan seseorang. Banyak kasus yang terjadi dimana wisudawan/i yang ber-IPK tinggi atau bahkan cumlaude mengalami kesulitan saat harus dihadapkan dengan pertanyaan, apa yang bisa saya kerjakan? Dimana saya harus mencari kerja? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan menjadi boomerang bagi mahasiswa yang sebelumnya tidak pernah atau jarang tergabung dalam sebauh kemunitas atau organisasi. Namun sebaliknya, bagi mereka yang terbiasa menghadapi pemikiran-pemikiran kritis dalam organisasi, pertanyaan semacam tersebut dapat dikolaborasikan dengan kreativitas dan pemikiran out of the box. Dan sekali lagi, organisasi memegang peranan kunci dalam prestasi, terutama masa depan seseorang.
Dalam lingkup mahasiswa, ada beragam wadah organisasi yang ada dalam universitas, fakultas, hingga program studi. Namun tampaknya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) merupakan yang paling dikenal dan dianggap bergengsi. Sebenarnya, apakah organisasi BEM itu?? BEM yang merupakan akronim dari Badan Eksekutif Mahasiswa adalah suatu organisasi kemahasiswaan  di tingkat sekolah tinggi yang diselenggarakan, oleh, dan untuk mahasiswa, guna melaksanakan kegiatan ekstra kulikuler di bidang pemberdayaan mahasiswa, informasi dan komunikasi, kerohanian, bakat dan minat, sosial kemasyarakatan dan untuk selanjutnya disebut BEM. (www.api.ning.com)
Membicarakan sebuah organisasi, khususnya BEM dalam lingkup kampus kiranya masih menjadi pembicaraan hangat di tengah obrolan mahasiswa baru yang baru mengenal bagaimana hidup dalam sebuah kampus yang notabenenya berbeda dengan bangku sekolah. Menurut pandangan saya sendiri, kegiatan kemahasiswaan melalaui BEM sangat diperlukan untuk menunjang kemampuan bersosialisasi seseorang agar orang tersebut tidak hanya menguasai bidang ilmu pengetahuan saja, namun juga pandai memanage dirinya sendiri dengan orang lain.
Menurut wawancara singkat yang saya lakukan dengan saudara Panca Dias Purnomo, yang menuturkan tentang pentingnya sebuah organisasi, atau BEM pada khususnya. “Ya super duper penting, pengembangan softskill mahasiswa sangat tergantung dari kualitas lembaga mahasiswanya”, begitulah penuturan mahasiswa semster 9 tersebut. Mahasiswa yang sudah pernah merasakan bagaimana tinggal di Negeri paman Sam tersebut merupakan salah satu sosok aktif dalam BEM, baik BEM fakultas maupun universitas. Kesuksesannya tersebut bisa dikatakan berawal dari keikutsertaannya “nimbrung” dan “mbangun” sebuah organisasi. Beliau memberikan sebuah catatan khusus mengenai kesuksesan yang berawal dari organisasi. “Kesuksesan itu subyektif dan abstrak, jadi tergantung perspektif tiap-tiap individu. Fakta membuktikan, ada korelasi positif antara kesuksesan dengan berorganisasi, meskipun ada beberapa kasus pengecualian,” demikian penuturannya.
Dari pengalaman langsung tersebut, kiranya perlu adanya pengetahuan baru bagi para pemimpin bangsa tentang organisasi BEM. Bagaimana dan apa sebenarnya “jerohan” atau bagian internal BEM? Berikut akan dibahas dan diulas secara singkat.
1.    Pentingnya Organisasi Mahasiswa
Berkaca dari pengalaman dan penuturan dari saudara Panca, sudah jelas baik tersurat maupun tersirat mengenai esensi dan tujuan  organisai. Di samping untuk pengembangan kualitas softskill yang tidak diajarkan dalam bangku kuliah, pengembangan kemampuan dalam memahami sebuah kondisi, bagaimana mengatasi beragam karakter manusia hingga menghadapai situasi publik , semuanya tercakup dalam sebagian kecil manfaat sebuah organisasi.
Selain berfungsi sebagai pembelajaran diri, organisasi mahasiswa merupakan wahana bagi mahasiswa berempati dengan situasi yang terjadi di masyarakat. Negara berkembang layaknya Indonesia, banyak dihadapkan masalah-masalah sosial terutama menyangkut kesenjangan ekonomi, kecurangan, ketidakadilan, dan ketidakstabilan politik. Organisasi mahasiswa membawa para anggotanya bersinggungan langsung dengan persoalan-persoalan ini, sekaligus mengugah rasa kritis untuk mencari solusi atas apa yang terjadi. (www.kompasiana.com)
Organisasi mahasiswa juga menjembatani domain menara gading kampus yang elitis dengan ruang masyarakat. Sehingga, ketika terbiasa menghadapi problem kehidupan, mahasiswa tidak lagi canggung bergumul dengan ruang baru, baik di masyarakat maupun di dunia kerja selepas lulus dari perguruan tinggi. (www.kompasiana.com)
Demikian adalah segelintir manfaat atau pentingnya sebauh organisasi kemahasiswaan. Namun manfaat yang lebih real tidak dapat hanya diungkapkan, tapi lebih luas lagi dirasakan dan dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia dalam bersosialisasi dan hidup bermasyarakat.
2.    Apa itu BEM FKM UNDIP?
   BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Diponegoro merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan tertinggi tingkat fakultas di bawah Senat Mahasiswa karena memiliki tanggung jawab untuk memantau dan mengawasi setiap organisasi yang ada dibawahnya. Karena itulah BEM memiliki tanggung jawab besar dalam setiap aktifitas kegiatan mahasiswa, dengan cara memfasilitasi mahasiswa dalam hal kesenian, olahraga, akademis, dan juga salah satu yang terpenting, kesejahteraan mahasiswa karena menyangkut masa depan mahasiswa untuk tetap bisa bertahan hidup di universitas yang bisa dikatakan ajang pertempuran demi kehidupan di masa depan.
Dalam sistem kerjanya, BEM FKM UNDIP sendiri memiliki struktur organisasi yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan beberapa departemen yang bernaung di dalamnya. Berikut disajikan keterangan organisasi BEM FKM UNDIP masa kerja 2011/2012. 


1.    Ketua Eksekutif: Ketua eksekutif merupakan pimpinan atau yang memiliki jabatan tertinggi dalam BEM yang bertanggung jawab penuh dalam segala aktivitas atau kinerja BEM FKM. Lamanya masa kepemimpinannya adalah satu periode kepengurusan (1 tahun). Wewenang ketua eksekutif adalah sebagai pengambil kebijakan tertinggi dan pemberi pengarahan pada anggota.
2.    Wakil Ketua Eksekutif: Peran ini adalah bentuk renovasi terbaru tugas sekretaris umum yang dikarenakan selama ini terdapat rancu dan tumpang tindih antara keduanya. Tugas wakil eksekutif adalah menggantikan wewenang ketua jika berhalangan. Program kerjanya antara lain Rapat Pengurus Harian yang merupaakn sarana diskusi yang bertujuan untuk perencanaan dan monitoring kemajuan departemen, dan meng-up date kondisi internal maupun eksternal BEM.
3.    Sekretaris Eksekutif: Jabatan ini dipangku oleh dua orang yang bertanggung jawab secara keseluruhan dalam administrasi maupun dokumentasi surat-surat yang masuk dan keluar. Program kerjanya antara lain notulensi, Insana, Dokar, Tara dan Buku Putin.
4.    Bandahara: Jabatan ini bertanggung jawab penuh terhadap alur keuangan BEM FKM dan mengelola keuangan lembaga. Program kerjanya adalah Transparansi BEM FKM UNDIP.
5.    Departemen Kebijakan Publik (KP): Departemen ini merupakan  wadah yang khusus menyikapi setiap isu kebijakan publik maupun kesehatan yang beredar di masyarakat. Terdiri dari 7 orang pengurus dan memiliki program kerja antara lain Ngopi Bareng, talkshow HBATS, Roadshow dan lainnya.
6.    Departemen Hubungan Masyarakat (Humas): Departemen ini terdiri dari 7 orang pengurus yang berfungsi sebagai fasilitator arus informasi, baik dari BEM KM UNDIP maupun dari BEM FKM UNDIP itu sendiri. Program kerjanya antara lain Pemeliharaan papan info event yang berfungsi untuk menyediakan informasi terkait.
7.    Departemen Communication and English Development (CED): terdiri dari 7 orang pengurus yang berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan berbahasa Inggris mahasiswa FKM dengan beragam program yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan bahasa inggris mahasiswa lainnya. Program kerjanya antara lain English weekly Course, Essay competition, Debate competition dan Scholarship Show.
8.    Departemen Kesejahteraan Mahasiswa (Kesma): Departemen yang terdiri dari 8 pengurus ini bertugas memfasilitasi mahasiswa FKM dalam hal yang berhubungan dengan kesejahteraan mahasiswa. Program kerjanya antara lain KPK, GASIBU, Spy to Care, Siaga Beasiswa dan lainnya.
9.    Departemen Kewirausahaan (KWU): Departemen yang terdiri dari 7 orang pengurus ini bertujuan untuk mengembangkan potensi enterpreneurship mahasiswa untuk menggalang dana dan kemandirian usaha. Program kerjanya antara lain pengadaan paket usaha catering, koperasi mahasiswa dan lainnya.
10.          Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM): Departemen ini terdiri dari 9 orang yang bertugas mempersiapkan calon-calon pengurus BEM melalui Latihan Ketrampilan Menejemen Mahasiswa tingkat Pra Dasar (LKMM PD), IWB, FD 10 giga, AMT dan Pemilihan Raya.
11.          Departemen Pengabdian Masyarakat (Dimas): 9 orang yang terdapat dalam departemen ini bertugas untuk melakukan pengabdian pada masyarakat, terutama dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Program kerjanya antara lain sekolah binaan, Health expo dan lainnya.
           
Sedangkan ruang lingkup kerja BEM antara lain untuk memajukan dan mengembangkan ketakwaan, ilmu pengetahuan dan keterampilan mahasiswa, melancarkan kepentingan mahasiswa, dan membantu meningkatkan kesejahteraan mahasiswa dalam proses pendidikan.
3.    Apa tujuan masuk BEM dan apa pula yang akan dilakukan?
   Tujuan masuk sebuah organisasi kemahasiswaan lingkup fakultas, khususnya BEM adalah untuk belajar bagaimana memberikan kontribusi terhadap suatu forum, bagaimana memanage waktu dan pribadi, untuk memiliki banyak relasi dan pengetahuan baru, serta untuk menyiapkan softskill yang dapat menunjang pengalaman di dunia kerja nantinya. Dengan pengalaman yang didapat dari sebuah organisasi, diharapkan mainset dan sikap dapat berkembang dan lebih mampu menghadapi beragam situasi.
Secara pribadi, jika saya berkesempatan menjadi pengurus BEM, hal yang akan saya lakukan adalah melakukan segala yang terbaik yang dapat saya kontribusikan untuk FKM, terlebih pada UNDIP. Menyadari pentingnya suatu organisasi, namun tidak menggeser tujuan utama sebagai pelajar, maka menyeimbangkan hak dan kewajiban dalam belajar dan bermasyarakat menjadi satu tugas khusus yang harus diemban. Dan satu hal yang terpenting jika memang saya terpilih, saya akan berusaha mempertahankan hal-hal lama yang baik dan bermanfaat dan mengembangkan hal-hal lama yang lebih baik dan inovatif. // (alphiee)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar