Definisi proses penuaan itu tidak mudah,
karena sulit untuk membedakan antara proses menua normal dan proses akibat
penyakit. Penuaan merupakan suatu proses multidimensional, yakni mekanisme
perusakan dan perbaikan di dalam tubuh atau sistem tersebut terjadi secara
bergantian pada kecepatan dan saat yang berbeda-beda.
Kesehatan dan panjang umur dipengaruhi
beberapa faktor bawaan atau turunan, kebudayaan, ras atau bangsa, dan nutrisi.
Variasi dalam umur ini adalah fungsi genetik dan faktor-faktor lingkungan.
Apapun dilakukan, agaknya jangka hidup total terbatas sampai 90-11- tahun
(yaitu lamanya DNA manusia dapat tahan hidup). Faktor lingkungan ada yang
berasal dari luar dan ada yang dari dalam tubuh sendiri.
Berbagai percobaan dengan hewan
menunjukkan hasil yang menggembirakan, karena proses penuaan itu dapat
dihambat. Bagaimana pada manusia? Dikatakan bahwa program diet makrobiotik atau
diet semi-vegetarian yang cukup protein, rendah lemak, tinggi serat, banyak
vitamin dan mineral serta anti oksidan, sangat menyokong kebenaran hipotesis
tersebut di atas.
Definisi Aging
Definisi aging menurut A4M (American Academy of Anti-Aging Medicine)
adalah kelemahan dan kegagalan fisik-mental yang berhubungan dengan aging normal
disebabkan oleh disfungsi fisiologik, dalam banyak kasus dapat diubah dengan intervensi
kedokteran yang tepat (Klatz, 2003).
Webster’s New World Dictionary
mendefinisikan aging sebagai proses menjadi tua atau menunjukkan tanda-tanda
menjadi tua. Kenyataannya aging dapat dibagi menjadi dua konsep yang berbeda,
yaitu : usia kronologis dan usia biologis. Pada saat merayakan hari ulang tahun
(merayakan usia kronologis), kadang benar bahwa penampilan sistem tubuh
seseorang, dari fungsi mental hingga penampilan seksual sampai kekuatan fisik,
lebih baik atau lebih buruk dari yang diperkirakan jika dibandingkan dengan
orang yang seusianya (ini adalah contoh usia biologis) (Goldman dan Klatz,
2007; Pangkahila, 2007).
Proses menua sudah mulai berlangsung
sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya dengan terjadinya kehilangan
jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati
sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa
penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat
tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun menurunnya.
Teori-teori
penuaan:
1.
Teori Radikal
Bebas
Radikal
bebas adalah molekul atau bagian molekul yang tidak utuh lagi karena sebagian
telah pecah atau melepaskan diri. Bagian yang pecah melekat pada molekul lain
dan merusak atau mengubah struktur atau fungsi molekul yang bersangkutan.
Menurut Krohn, oksigen sangat reaktif, dan oksidasi dari protein, lemak, dan
hidrat arang, dan unsur lain dalam tubuh, akan menghasilkan radikal bebas ini.
Dalam proses menua, kecepatan unsur radikal bebas ini bertambah, melebihi
kecepatan perbaikan atau pemulihannya. Vitamin E diduga melindungi mitokondria
terhadap pengaruh buruk radikal bebas. Vitamin E berfungsi sebagai
anti-oksidans, sehingga dapat menghambat proses penuaan.
Kegiatan
radikal bebas juga dibangkitkan oleh pengaruh lingkungan, seperti produk
samping dari industri plastik, ozon atmosfer, asap knalpot mobil dan motor, dan
lain-lain. jadi tubuh manusia diserang dari luar dan dalam oleh radikal bebas.
Karenanya manusia harus melindungi diri dari pengaruh tadi dengan memilih
makanan yang sesuai, agar dapat hidup lebih sehat. Dosis vitamin E
(d-alfa-tocopherol) untuk usia kurang dari 40 tahun adalah 400 I.U paerhari dan
untuk lebih dari 40 tahun 800 I.U per hari. Selain vitamin E, dianjurkan minum
vitamin C (sebaiknya yang lepas berkala) 2000 mg/h, dan Beta-carotene 25.000
unit/h. Protein hewani diganti protein dari kedelai (tempe, tahu). Ikan yang
dianjurkan adalah ikan sarden, makarel, dan salmon (mahal). Pakai minyak goreng
yang segar; yang paling baik adalah minyak zaitun (olive oil)
Berdasarkan
penelitian Gomberg dan ilmuwan lainnya, istilah radikal bebas diartikan sebagai
molekul yang relatif tidak stabil, mempunyai satu atau lebih elektron yang
tidak berpasangan diorbit luarnya. Molekul tersebut bersifat reaktif dalam
mencari pasangan elektronnya. Jika sudah terbentuk dalam tubuh maka akan
terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya
jumlahnya terus bertambah.
Oksigen
yang kita hirup akan diubah oleh sel tubuh secara konstan menjadi senyawa yang
sangat reaktif, dikenal sebagai senyawa reaktif oksigen yang diterjemahkan dari
reactive oxygen species (ROS), satu bentuk radikal bebas. Peristiwa ini
berlangsung saat proses sintesa energi oleh mitokondria atau proses
detoksifikasi yang melibatkan enzim sitokrom P-450 di hati. Produksi ROS secara
fisiologis ini merupakan konsekuensi logis dalam kehidupan aerobik.
Sebagian
ROS berasal dari proses fisiologis tersebut (ROS endogen) dan lainnya adalah
ROS eksogen, seperti berbagai polutan lingkungan (emisi kendaraan bermotor dan
industri, asbes, asap rokok dan lain-lain), radiasi ionisasi, infeksi bakteri,
jamur dan virus, serta paparan zat kimia ( termasuk obat) yang bersifat
mengoksidasi. Ada berbagai jenis ROS, contohnya adalah superoksida anion,
hidroksil, peroksil, hydrogen peroksida, singlet oksigen, dan lain sebagainya.
Didalam
tubuh manusia sendiri juga dilengkapi oleh system defensive terhadap radikal
bebas tersebut berupa perangkat antioksidan enzimatis (gluthatione, ubiquinol,
catalase, superoxide dismutase, hydroperoksidase dan lain sebagainya).
Antioksidan enzimatis endogen ini pertama kali dikemukakan oleh J.M. Mc Cord
dan I.Fridovich yang menemukan enzim antioksidan alami dalam tubuh manusia dengan
nama superoksida dismutase (SOD). Hanya dalam waktu singkat setelah teori
tersebut disampaikan, selanjutkan ditemukan enzim-enzim antioksidan endogen
lainnya seperti glutation peroksidase dan katalase yang mengubah hydrogen
peroksidase menjadi air dan oksigen.
Sebenarnya
radikal bebas, termasuk ROS, penting artinya bagi kesehatan dan fungsi tubuh
yang normal dalam memerangi peradangan, membunuh bakteri, dan mengendalikan
tonus otot polos pembuluh darah dan organ-organ dalam tubuh kita. Namun bila
dihasilkan melebihi batas kemampuan proteksi antioksidan seluler, maka dia akan
menyerang sel itu sendiri. Struktur sel yang berubah turut merubah fungsinya,
yang akan mengarah pada proses munculnya penyakit.
Stress
oksidatif (oksidative stress) adalah ketidak seimbangan antara radikal bebas
(prooksidan) dan antioksidan yang dipicu oleh dua kondisi umum:
-
kurangnya antioksidan
-
Kelebihan produksi radikal bebas
Keadaan
stress oksidatif membawa pada kerusakan oksidatif mulai dari tingkat sel,
jaringan hingga ke organ tubuh, menyebabkan terjadinya percepatan proses
penuaan dan munculnya penyakit.Teori penuaan dan radikal bebas pertama kali
digulirkan oleh Denham Harman dari University of Nebraska Medical Center di
Omaha, AS pada 1956 yang menyatakan bahwa tubuh mengalami penuaan karena
serangan oksidasi dari zat-zat perusak.
2.
Teori Imun
Teori
ini menganggap proses penuaan itu suatu proses autoimun, artinya sistem imun
tubuh tidak dapat lagi mengenali sel-selnya sendiri. Respons autoimun merusak
sel, termasuk sel-sel imuno-kompeten. Akibatnya kekebalan tubuh menurun,
sehingga mudah terkena pelbagai infeksi, kanker, penyakit degeneratif, penyakit
auto-imun, dan lain-lain. proses penuaan terutama mempengaruhi sel –T dari
sistem imun.
3.
Teori Hubungan
Silang
Teori
ini kadang-kadang disebut teori kolagen. Hubungan silang terjadi di antara
struktur molekular yang biasanya terpisah. Unsur penyebab ini banyak terdapat
di dalam makanan dan lingkungan luar, sehingga tidak mungkin lari darinya.
Salah satu tanda telah terjadi hubungan silang adalah bila terjadi perubahan
dalam jaringan ikat. Akibatnya kolagen tua menjadi kurang dapat larut, lebih
baku, mengakibatkan permeabilitas sel menurun, sehingga menghambat penghantaran
nutrien, metabolit, anti-bodi, dan lain-lain melalui dinding pembuluh darah.
Juga pelapis paru dan saluran cerna. Selain kolagen juga elastin mengalami
perubahan. Contoh paling jelas terlihat pada kulit, yang menjadi kering dan
keriput.
4.
Teori Genetik
Hidup
seseorang sudah ditetapkan sebelum lahir pada gen dalam molekul DNA. Berarti
seorang anak dari ayah atau kakek yang panjang umur memiliki perkiraan jangka
hidup yang panjang pula, bila dibanding dengan seorang turunan dari orang tua
berumur pendek. Pada umumnya wanita lebih panjang umur bila dibandingkan dengan
pria (sampai 6 tahun). Juga bangsa ikut berpengaruh. Orang kulit putih lebih
panjang umur dibandingkan yang berkulit hitam.
5.
Teori Inflamasi
Nicholas
Perricone (2004) menyebutkan teori baru yang mendasari proses menua yaitu teori
inflamasi. Teori ini diambil berdasarkan temuan yang dilaporkan oleh Libby et
al. (2002), yang menyatakan bahwa salah satu risiko aterosklerosis adalah
terjadinya proses inflamasi pada pembuluh darah. Berdasarkan teori di atas,
maka proses penuaan fungsional dapat dipercepat, tapi juga dapat dicegah,
diobati bahkan dapat dibalik yaitu dengan mengembalikan fungsi organ yang sudah
mengalami penurunan oleh karena proses menua.
6.
Teori Wear And Tear (Dipakai dan Rusak)
Teori Wear And Tear mengajukan akumulasi
sampah metabolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA. August Weissmann
berpendapat bahwa sel somatik nomal memiliki kemampuan yang terbatas dalam
bereplikasi dan menjalankan fungsinya. Kematian sel terjadi karena jaringan
yang sudah tua tidak beregenerasi. Teori wear and tear mengungkapkan bahwa
organisme memiliki energi tetap yang terseddia dan akan habis sesuai dengan
waktu yang diprogramkan.
7.
Riwayat
Lingkungan
Menurut
teori ini, faktor yang ada dalam lingkungan dapat membawa perubahan dalam
proses penuaan. Faktor-faktor tersebut merupakan karsinogen dari industri,
cahaya matahari, trauma dan infeksi.
8.
Teori
Neuroendokrin
Teori
neuroendokrin merupakan teori yang mencoba menjelaskan tentang terjadinya
proses penuaan melalui hormon. Penuaan terjadi karena adanya keterlambatan
dalam sekresi hormon tertentu sehingga berakibat pada sistem saraf.
Hormon
dalam tubuh berperan dalam mengorganisasi organ-organ tubuh melaksanakan
tugasnya dam menyeimbangkan fungsi tubuh apabila terjadi gangguan dalam tubuh.
Pengeluaran hormon diatur oleh hipotalamus dan hipotalamus juga merespon
tingkat hormon tubuh sebagai panduan untuk aktivitas hormonal. Pada lansia,
hipotalamus kehilangan kemampuan dalam pengaturan dan sebagai reseptor yang
mendeteksi hormon individu menjadi kurang sensitif. Oleh karena itu, pada
lansia banyak hormon yang tidak dapat dapat disekresi dan mengalami penurunan
keefektivitasan.
Penurunan
kemampuan hipotalamus dikaitkan dengan hormon kortisol. Kortisol dihasilkan
dari kelenjar adrenal (terletak di ginjal) dan kortisol bertanggung jawab untuk
stres. Hal ini dikenal sebagai salah satu dari beberapa hormon yang meningkat
dengan usia. Jika kerusakan kortisol hipotalamus, maka seiring waktu
hipotalamus akan mengalami kerusakan. Kerusakan ini kemudian dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon sebagai hipotalamus kehilangan kemampuan untuk
mengendalikan sistem.
9.
Teori Organ
Tubuh (Single Organ Theory)
Teori
penuaan organ tunggal dilihat sebagai kegagalan penyakit yang berhubungan
dengan suatu organ tubuh vital. orang meninggal karena penyakit atau keausan,
menyebabkan bagian penting dari tubuh berhenti fungsi sedangkan sisanya tubuh
masih mampu hidup. Teori ini berasumsi bahwa jika tidak ada penyakit dan tidak
ada kecelakaan, kematian tidak akan terjadi.
10. Teori Umur Panjang dan Penuaan (Longevity and
Senescence Theories)
Palmore
(1987) mengemukakan dari beberapa hasil studi, terdapat faktor-faktor tambahan
berikut yang dianggap berkontribusi untuk umur panjang: tertawa; ambisi rendah,
rutin setiap hari, percaya pada Tuhan; hubungan keluarga baik, kebebasan dan
kemerdekaan; terorganisir, perilaku yang memiliki tujuan, dan pandangan hidup
positif. Wacana yang timbul dari teori ini adalah sindrom penuaan merupakan
sesuatu yang universal, progresif, dan berakhir dengan kematian.
11. Teori Harapan Hidup Aktif dan Kesehatan Fungsional
Penyedia
layanan kesehatan juga tertarik dalam masalah ini karena kualitas hidup
tergantung secara signifikan berkaitan dengan tingkat fungsi. pendekatan
fungsional perawatan pada lansis menekankan pada hubungan yang kompleks antara
biologis, sosial, dan psikologis yang mempengaruhi kemampuan fungsional
seseorang dan kesejahteraannya.
12. Medis (Medical
Theories)
Teori
medis geriatri mencoba menjelaskan bagaimana perubahan biologis yang
berhubungan dengan proses penuaan mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh manusia.
Biogerontologi merupakan subspesialisasi terbaru yang bertujuan menentukan
hubungan antara penyakit tertentu dan proses penuaan. Metode penelitian yang
lebih canggih telah digunakan dan banyak data telah dikumpulkan dari subjek
sehat dalam studi longitudinal, beberapa kesimpulan menarik dari penelitian
tiap bagian berbeda.
Teori Sosiologi Tentang Proses Penuaan
Teori
sosiologi merupakan teori yang berhubungan dengan status hubungan sosial. Teori
ini cenderung dipengaruhi oleh dampak dari luar tubuh.
1.
Teori
Kepribadian
Teori
kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan
harapan atau tugas spesifik lansia. Teori pengembangan kepribadian yang
dikembangkan oleh Jung menyebutkan bahwa terdapat dua tipe kepribadian yaitu
introvert dan ekstrovert. Lansia akan cenderung menjadi introvert kerenan
penurunan tanggungjawab dan tuntutan dari keluarga dan ikatan sosial.
2.
Teori Tugas
Perkembangan
Tugas
perkembangan merupakan aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh
seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang
sukses.pada kondisi tidak danya pencapaian perasaan bahwa ia telah menikmati
kehidupan yang baik, maka lansia tersebut berisiko untuk memiliki rasa
penyeselan atau putus asa.
3.
Teori Disengagement (Penarikan Diri)
Teori
ini menggambarkan penarikan diri ole lansia dari peran masyarakat dan tanggung
jawabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah berkurang
dan tanggungjawab telah diambil oleh generasi yang lebih muda. Manfaat dari
pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat menyediakan eaktu untuk
mengrefleksi kembali pencapaian yang telah dialami dan untuk menghadapi harapan
yang belum dicapai.
4.
Teori Aktivitas
Teori
ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses maka ia harus
tetap beraktivitas.kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti
bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen
kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya
fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas
mental serta fisik yang berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang
kehidupan.
5.
Teori
Kontinuitas
Teori
kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan kelanjutan dari perilaku
yang sering dilakukan klien pada usia dewasa. Perilaku hidup yang membahayakan
kesehatan dapat berlangsung hingga usia lanjut dan akan semakin menurunkan
kualitas hidup.
6.
Teori Subkultur
Lansia,
sebagai suatu kelompok, memiliki norma mereka sendiri, harapan, keyakinan, dan
kebiasaan; karena itu, mereka telah memiliki subkultur mereka sendiri. Teori
ini juga menyatakan bahwa orang tua kurang terintegrasi secara baik dalam
masyarakat yang lebih luas dan berinteraksi lebih baik di antara lansia lainnya
bila dibandingkan dengan orang dari kelompok usia berbeda. Salah satu hasil
dari subkultur usia akan menjadi pengembangan "kesadaran kelompok
umur" yang akan berfungsi untuk meningkatkan citra diri orang tua dan
mengubah definisi budaya negatif dari penuaan.
Teori Psikologi Tentang Proses Penuaan
Teori
psikologis merupakan teori yang luas dalam berbagai lingkup karena penuaan
psikologis dipengaruhi oleh faktor biologis dan sosial, dan juga melibatkan
penggunaan kapasitas adaptif untuk melaksanakan kontrol perilaku atau regulasi
diri.
1.
Teori Kebutuhan
Manusia
Banyak teori psikologis yang memberi konsep motivasi dan kebutuhan manusia.
Teori Maslow merupakan salah satu contoh yang diberikan pada lansia. Setiap
manusia yang berada pada level pertama akan mengambil prioritas untuk mencapai
level yang lebih tinggi; aktualisasi diri akan terjadi apabila seseorang dengan
yang lebih rendah tingkat kebutuhannya terpenuhi untuk beberapa derajat, maka
ia akan terus bergerak di antara tingkat, dan mereka selalu berusaha menuju
tingkat yang lebih tinggi.
2.
Teori
Keberlangsungan Hidup dan Perkembangan Kepribadian
Teori
keberlangsungan hidup menjelaskan beberapa perkembangan melalui berbagai
tahapan dan menyarankan bahwa progresi sukses terkait dengan cara meraih
kesuksesan di tahap sebelumnya. ada empat pola dasar kepribadian lansia: terpadu,
keras-membela, pasif-dependen, dan tidak terintegrasi (Neugarten et al.).
Teori
yang dikemukakan Erik Erikson tentang delapan tahap hidup telah digunakan
secara luas dalam kaitannya dengan lansia. Ia mendefinisikan tahap-tahap
kehidupan sebagai kepercayaan vs ketidakpercayaan, otonomi vs rasa malu dan
keraguan, inisiatif vs rasa bersalah, industri vs rendah diri, identitas vs
difusi mengidentifikasi, keintiman vs penyerapan diri, generativitas vs
stagnasi, dan integritas ego vs putus asa. Masing-masing pada tahap ini
menyajikan orang dengan kecenderungan yang saling bertentangan dan harus
seimbang sebelum dapat berhasil dari tahap itu. Seperti dalam teori
keberlangsungan hidup lain, satu tahapan menentukan langkah menuju tahapan
selanjutnya.
3.
Recent and Evolving Theories
Teori
kepribadian genetik berupaya menjelaskan mengapa beberapa lansia lebih baik
dibandingkan lainnya. Hal ini tidak berfokus pada perbedaan dari kedua kelompok
tersebut. Meskipun didasarkan pada bukti empiris yang terbatas, teori ini merupakan
upaya yang menjanjikan untuk mengintegrasikan dan mengembangkan lebih lanjut
beberapa teori psikologi tradisional dan baru bagi lansia. Tema dasar dari
teori ini adalah perilaku bifurkasi atau percabangan dari seseorang di berbagai
aspek seperti biologis, sosial, atau tingkat fungsi psikososial. Menurut teori
ini, penuaan didefinisikan sebagai rangkaian transformasi terhadap meningkatnya
gangguan dan ketertiban dalam bentuk, pola, atau struktur.
Faktor Yang Mempercepat Aging
Berbagai
faktor yang dapat mempercepat proses penuaan (Wibowo, 2003), yaitu :
1)
Faktor
lingkungan
a.
Pencemaran
linkungan yang berwujud bahan-bahan polutan dan kimia sebagai hasil pembakaran
pabrik, otomotif, dan rumah tangga) akan mempercepat penuaan.
b.
Pencemaran
lingkungan berwujud suara bising. Dari berbagai penelitian ternyata suara
bising akan mampu meningkatkan kadar hormon prolaktin dan mampu menyebabkan
apoptosis di berbagai jaringan tubuh.
c.
Kondisi
lingkungan hidup kumuh serta kurangnya penyediaan air bersih akan meningkatkan
pemakaian energi tubuh untuk meningkatkan kekebalan.
d.
Pemakaian
obat-obat/jamu yang tidak terkontrol pemakaiannnya sehingga menyebabkan
turunnya hormon tubuh secara langsung atau tidak langsung melalui mekanisme
umpan balik (hormonal feedback mechanism).
e.
Sinar
matahari secara langsung yang dapat mempercepat penuaan kulit dengan hilangnya
elastisitas dan rusaknya kolagen kulit.
2)
Faktor
diet/makanan. Jumlah nutrisi yang cukup, jenis, dan kualitas makanan yang tidak
menggunakan pengawet, pewarna, perasa dari bahan kimia terlarang. Zat beracun
dalam makanan dapat menimbulkan kerusakan berbagai organ tubuh, antara lain
organ hati.
3)
Faktor
genetik
Genetik
seseorang sangat ditentukan oleh genetik orang tuanya. Tetapi faktor genetik
ternyata dapat berubah karena infeksi virus, radiasi, dan zat racun dalam makanan/minuman/kulit
yang diserap oleh tubuh.
4)
Faktor
psikik
Faktor
stres ini ternyata mampu memacu proses apoptosis di berbagai organ/jaringan
tubuh.
5)
Faktor
organik
Secara
umum, faktor organik adalah : rendahnya kebugaran/fitness, pola makan kurang
sehat, penurunan GH dan IGF-I, penurunan testosteron, penurunan melatonin
secara konstan setelah usia 30 tahun dan menyebabkan gangguan circandian clock (ritme harian)
selanjutnya kulit dan rambut akan berkurang pigmentasinya dan terjadi pula
gangguan tidur, peningkatan prolaktin yang sejalan dengan perubahan emosi dan
stress, perubahan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone
(LH).
Fase Penuaan
Fase penuaan dalam hidup manusia
sebenarnya dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase subklinis (yang terjadi ketika
manusia berusia 25-35 tahun), fase transisi (usia 35-45), dan fase klinis (di
atas 45 tahun).
Pada fase subklinis, tubuh manusia sudah
mengalami proses penuaan, tapi seringkali tidak diakui karena tidak ada gejala
yang menyertainya.
Sementara itu, pada fase transisi,
gejala penuaan mulai muncul. Pada fase ini, hormon tubuh akan mengalami
penurunan hingga 25 persen, gula darah mulai meningkat, massa otot menjadi
lebih kecil, dan mulai timbul masalah pada jantung serta obesitas.
Ketika seseorang memasuki fase klinis,
tanda-tanda lanjutan dari proses penuaan semakin terlihat. Tanda-tanda yang
paling jelas di antaranya gangguan penyerapan nutrisi dan mineral, menurunnya
kepadatan tulang, mulai munculnya gejala penyakit kronis, dan penurunan fungsi
seksual.
Pada fase itu, biasanya orang tersebut
sudah mulai merasa tua, terutama ketika anak-anaknya sudah menikah dan memiliki
cucu.
Perubahan
Fisiologis Proses Menua
Secara
umum perubahan fisiologis proses menua adalah sebagai berikut:
a.
Perubahan
mikro terjadi dalam sel seperti: berkurangnya cairan dalam sel, berkurangnya
besar sel, berkurangnya jumlah sel.
b.
Perubahan
makro yang jelas terlihat seperti: mengecilnya mandibula, menipisnya discus intervertebralis,
erosi permukaan sendi-sendi, osteoporosis, atropi otot, emphysema polmonum,
presbiopi, arteriosklerosis, menopause pada wanita, demantia senilis, kulit
tidak elastis, rambut memutih.
Hambat Penuaan
Setiap manusia yang memang tidak bisa lepas
dari proses penuaan, namun penuaan bisa dicegah atau dihambat. Salah satu cara
adalah dengan menggunakan antioksidan yang mencegah radikal bebas dan mencegah
kerusakan sel atau jaringan.
Pada dasarnya, setiap manusia memiliki
antioksidan alami yang ditemukan di setiap sel dalam jaringan tubuh, seperti
Super Oxide Dismutase (SOD), katalase, peroksidase gluthatione, dan sebagainya.
Antioksidan alami tersebut secara langsung akan berurusan dengan radikal bebas
dan menjadi pelindung bagi tubuh Anda.
Namun, semakin tua seseorang, jumlah
antioksidan alami yang diproduksi tubuh mulai menurun, padahal jumlah radikal
bebas terus meningkat, sebagian karena paparan polusi dan bahan pengawet yang
ditemukan dalam makanan. Oleh karena itu, dibutuhkan asupan tambahan
antioksidan, baik dari makanan, minuman dan suplemen.
Suplemen antioksidan tetap diperlukan
terutama jika Anda tidak bisa makan sayuran atau buah segar setiap hari dan
cenderung mengonsumsi makanan tinggi lemak, merokok, minum alkohol, aktivitas
fisik terlalu berat, memiliki beban psikologis, dan tinggal di lingkungan yang
tercemar.
Cara lain untuk memperlambat proses
penuaan adalah dengan melakukan detoksifikasi (menetralkan racun dalam tubuh),
diet (mengurangi asupan lemak), latihan fisik, mengurangi stres, dan
harmonisasi hormon.
DAFTAR PUSTAKA
Goldman,
R., Klatz, R. 2003. The New Anti-Aging
Revolution. Australasian Edition. Theories of Aging. Page : 19-32. (http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-231-1651891725-bab%20ii%20(revised)%20.pdf). Diakses
tanggal 7 November 2012
http://www.psychologymania.com/2012/07/teori-penuaan-pada-manusia.html. Diakses
tanggal 7 November 2012
http://health.kompas.com/read/2012/02/13/15232751/Sekilas.Tentang.Fase.Penuaan.pada.Diri.Anda. Diakses
tanggal 7 November 2012
Tambayon
Jan. 1993. Patofisiologi untuk
Keperawatan. Jakarta: EGC
thanks...
BalasHapus