Minggu, 11 November 2012

Aging Process (Proses Menua)

Definisi proses penuaan itu tidak mudah, karena sulit untuk membedakan antara proses menua normal dan proses akibat penyakit. Penuaan merupakan suatu proses multidimensional, yakni mekanisme perusakan dan perbaikan di dalam tubuh atau sistem tersebut terjadi secara bergantian pada kecepatan dan saat yang berbeda-beda.
Kesehatan dan panjang umur dipengaruhi beberapa faktor bawaan atau turunan, kebudayaan, ras atau bangsa, dan nutrisi. Variasi dalam umur ini adalah fungsi genetik dan faktor-faktor lingkungan. Apapun dilakukan, agaknya jangka hidup total terbatas sampai 90-11- tahun (yaitu lamanya DNA manusia dapat tahan hidup). Faktor lingkungan ada yang berasal dari luar dan ada yang dari dalam tubuh sendiri.
Berbagai percobaan dengan hewan menunjukkan hasil yang menggembirakan, karena proses penuaan itu dapat dihambat. Bagaimana pada manusia? Dikatakan bahwa program diet makrobiotik atau diet semi-vegetarian yang cukup protein, rendah lemak, tinggi serat, banyak vitamin dan mineral serta anti oksidan, sangat menyokong kebenaran hipotesis tersebut di atas.


Definisi Aging
Definisi aging menurut A4M (American Academy of Anti-Aging Medicine) adalah kelemahan dan kegagalan fisik-mental yang berhubungan dengan aging normal disebabkan oleh disfungsi fisiologik, dalam banyak kasus dapat diubah dengan intervensi kedokteran yang tepat (Klatz, 2003).
Webster’s New World Dictionary mendefinisikan aging sebagai proses menjadi tua atau menunjukkan tanda-tanda menjadi tua. Kenyataannya aging dapat dibagi menjadi dua konsep yang berbeda, yaitu : usia kronologis dan usia biologis. Pada saat merayakan hari ulang tahun (merayakan usia kronologis), kadang benar bahwa penampilan sistem tubuh seseorang, dari fungsi mental hingga penampilan seksual sampai kekuatan fisik, lebih baik atau lebih buruk dari yang diperkirakan jika dibandingkan dengan orang yang seusianya (ini adalah contoh usia biologis) (Goldman dan Klatz, 2007; Pangkahila, 2007).
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun menurunnya.

Teori-teori penuaan:
1.      Teori Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul atau bagian molekul yang tidak utuh lagi karena sebagian telah pecah atau melepaskan diri. Bagian yang pecah melekat pada molekul lain dan merusak atau mengubah struktur atau fungsi molekul yang bersangkutan. Menurut Krohn, oksigen sangat reaktif, dan oksidasi dari protein, lemak, dan hidrat arang, dan unsur lain dalam tubuh, akan menghasilkan radikal bebas ini. Dalam proses menua, kecepatan unsur radikal bebas ini bertambah, melebihi kecepatan perbaikan atau pemulihannya. Vitamin E diduga melindungi mitokondria terhadap pengaruh buruk radikal bebas. Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidans, sehingga dapat menghambat proses penuaan.
Kegiatan radikal bebas juga dibangkitkan oleh pengaruh lingkungan, seperti produk samping dari industri plastik, ozon atmosfer, asap knalpot mobil dan motor, dan lain-lain. jadi tubuh manusia diserang dari luar dan dalam oleh radikal bebas. Karenanya manusia harus melindungi diri dari pengaruh tadi dengan memilih makanan yang sesuai, agar dapat hidup lebih sehat. Dosis vitamin E (d-alfa-tocopherol) untuk usia kurang dari 40 tahun adalah 400 I.U paerhari dan untuk lebih dari 40 tahun 800 I.U per hari. Selain vitamin E, dianjurkan minum vitamin C (sebaiknya yang lepas berkala) 2000 mg/h, dan Beta-carotene 25.000 unit/h. Protein hewani diganti protein dari kedelai (tempe, tahu). Ikan yang dianjurkan adalah ikan sarden, makarel, dan salmon (mahal). Pakai minyak goreng yang segar; yang paling baik adalah minyak zaitun (olive oil)
Berdasarkan penelitian Gomberg dan ilmuwan lainnya, istilah radikal bebas diartikan sebagai molekul yang relatif tidak stabil, mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan diorbit luarnya. Molekul tersebut bersifat reaktif dalam mencari pasangan elektronnya. Jika sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah.
Oksigen yang kita hirup akan diubah oleh sel tubuh secara konstan menjadi senyawa yang sangat reaktif, dikenal sebagai senyawa reaktif oksigen yang diterjemahkan dari reactive oxygen species (ROS), satu bentuk radikal bebas. Peristiwa ini berlangsung saat proses sintesa energi oleh mitokondria atau proses detoksifikasi yang melibatkan enzim sitokrom P-450 di hati. Produksi ROS secara fisiologis ini merupakan konsekuensi logis dalam kehidupan aerobik.
Sebagian ROS berasal dari proses fisiologis tersebut (ROS endogen) dan lainnya adalah ROS eksogen, seperti berbagai polutan lingkungan (emisi kendaraan bermotor dan industri, asbes, asap rokok dan lain-lain), radiasi ionisasi, infeksi bakteri, jamur dan virus, serta paparan zat kimia ( termasuk obat) yang bersifat mengoksidasi. Ada berbagai jenis ROS, contohnya adalah superoksida anion, hidroksil, peroksil, hydrogen peroksida, singlet oksigen, dan lain sebagainya.
Didalam tubuh manusia sendiri juga dilengkapi oleh system defensive terhadap radikal bebas tersebut berupa perangkat antioksidan enzimatis (gluthatione, ubiquinol, catalase, superoxide dismutase, hydroperoksidase dan lain sebagainya). Antioksidan enzimatis endogen ini pertama kali dikemukakan oleh J.M. Mc Cord dan I.Fridovich yang menemukan enzim antioksidan alami dalam tubuh manusia dengan nama superoksida dismutase (SOD). Hanya dalam waktu singkat setelah teori tersebut disampaikan, selanjutkan ditemukan enzim-enzim antioksidan endogen lainnya seperti glutation peroksidase dan katalase yang mengubah hydrogen peroksidase menjadi air dan oksigen.
Sebenarnya radikal bebas, termasuk ROS, penting artinya bagi kesehatan dan fungsi tubuh yang normal dalam memerangi peradangan, membunuh bakteri, dan mengendalikan tonus otot polos pembuluh darah dan organ-organ dalam tubuh kita. Namun bila dihasilkan melebihi batas kemampuan proteksi antioksidan seluler, maka dia akan menyerang sel itu sendiri. Struktur sel yang berubah turut merubah fungsinya, yang akan mengarah pada proses munculnya penyakit.
Stress oksidatif (oksidative stress) adalah ketidak seimbangan antara radikal bebas (prooksidan) dan antioksidan yang dipicu oleh dua kondisi umum:
- kurangnya antioksidan
- Kelebihan produksi radikal bebas
Keadaan stress oksidatif membawa pada kerusakan oksidatif mulai dari tingkat sel, jaringan hingga ke organ tubuh, menyebabkan terjadinya percepatan proses penuaan dan munculnya penyakit.Teori penuaan dan radikal bebas pertama kali digulirkan oleh Denham Harman dari University of Nebraska Medical Center di Omaha, AS pada 1956 yang menyatakan bahwa tubuh mengalami penuaan karena serangan oksidasi dari zat-zat perusak.

2.      Teori Imun
Teori ini menganggap proses penuaan itu suatu proses autoimun, artinya sistem imun tubuh tidak dapat lagi mengenali sel-selnya sendiri. Respons autoimun merusak sel, termasuk sel-sel imuno-kompeten. Akibatnya kekebalan tubuh menurun, sehingga mudah terkena pelbagai infeksi, kanker, penyakit degeneratif, penyakit auto-imun, dan lain-lain. proses penuaan terutama mempengaruhi sel –T dari sistem imun.

3.      Teori Hubungan Silang
Teori ini kadang-kadang disebut teori kolagen. Hubungan silang terjadi di antara struktur molekular yang biasanya terpisah. Unsur penyebab ini banyak terdapat di dalam makanan dan lingkungan luar, sehingga tidak mungkin lari darinya. Salah satu tanda telah terjadi hubungan silang adalah bila terjadi perubahan dalam jaringan ikat. Akibatnya kolagen tua menjadi kurang dapat larut, lebih baku, mengakibatkan permeabilitas sel menurun, sehingga menghambat penghantaran nutrien, metabolit, anti-bodi, dan lain-lain melalui dinding pembuluh darah. Juga pelapis paru dan saluran cerna. Selain kolagen juga elastin mengalami perubahan. Contoh paling jelas terlihat pada kulit, yang menjadi kering dan keriput.

4.      Teori Genetik
Hidup seseorang sudah ditetapkan sebelum lahir pada gen dalam molekul DNA. Berarti seorang anak dari ayah atau kakek yang panjang umur memiliki perkiraan jangka hidup yang panjang pula, bila dibanding dengan seorang turunan dari orang tua berumur pendek. Pada umumnya wanita lebih panjang umur bila dibandingkan dengan pria (sampai 6 tahun). Juga bangsa ikut berpengaruh. Orang kulit putih lebih panjang umur dibandingkan yang berkulit hitam.

5.      Teori Inflamasi
Nicholas Perricone (2004) menyebutkan teori baru yang mendasari proses menua yaitu teori inflamasi. Teori ini diambil berdasarkan temuan yang dilaporkan oleh Libby et al. (2002), yang menyatakan bahwa salah satu risiko aterosklerosis adalah terjadinya proses inflamasi pada pembuluh darah. Berdasarkan teori di atas, maka proses penuaan fungsional dapat dipercepat, tapi juga dapat dicegah, diobati bahkan dapat dibalik yaitu dengan mengembalikan fungsi organ yang sudah mengalami penurunan oleh karena proses menua.

6.      Teori Wear And Tear (Dipakai dan Rusak)
Teori Wear And Tear mengajukan akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA. August Weissmann berpendapat bahwa sel somatik nomal memiliki kemampuan yang terbatas dalam bereplikasi dan menjalankan fungsinya. Kematian sel terjadi karena jaringan yang sudah tua tidak beregenerasi. Teori wear and tear mengungkapkan bahwa organisme memiliki energi tetap yang terseddia dan akan habis sesuai dengan waktu yang diprogramkan.

7.      Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor yang ada dalam lingkungan dapat membawa perubahan dalam proses penuaan. Faktor-faktor tersebut merupakan karsinogen dari industri, cahaya matahari, trauma dan infeksi.



8.      Teori Neuroendokrin
Teori neuroendokrin merupakan teori yang mencoba menjelaskan tentang terjadinya proses penuaan melalui hormon. Penuaan terjadi karena adanya keterlambatan dalam sekresi hormon tertentu sehingga berakibat pada sistem saraf.
Hormon dalam tubuh berperan dalam mengorganisasi organ-organ tubuh melaksanakan tugasnya dam menyeimbangkan fungsi tubuh apabila terjadi gangguan dalam tubuh. Pengeluaran hormon diatur oleh hipotalamus dan hipotalamus juga merespon tingkat hormon tubuh sebagai panduan untuk aktivitas hormonal. Pada lansia, hipotalamus kehilangan kemampuan dalam pengaturan dan sebagai reseptor yang mendeteksi hormon individu menjadi kurang sensitif. Oleh karena itu, pada lansia banyak hormon yang tidak dapat dapat disekresi dan mengalami penurunan keefektivitasan.
Penurunan kemampuan hipotalamus dikaitkan dengan hormon kortisol. Kortisol dihasilkan dari kelenjar adrenal (terletak di ginjal) dan kortisol bertanggung jawab untuk stres. Hal ini dikenal sebagai salah satu dari beberapa hormon yang meningkat dengan usia. Jika kerusakan kortisol hipotalamus, maka seiring waktu hipotalamus akan mengalami kerusakan. Kerusakan ini kemudian dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon sebagai hipotalamus kehilangan kemampuan untuk mengendalikan sistem.

9.      Teori Organ Tubuh (Single Organ Theory)
Teori penuaan organ tunggal dilihat sebagai kegagalan penyakit yang berhubungan dengan suatu organ tubuh vital. orang meninggal karena penyakit atau keausan, menyebabkan bagian penting dari tubuh berhenti fungsi sedangkan sisanya tubuh masih mampu hidup. Teori ini berasumsi bahwa jika tidak ada penyakit dan tidak ada kecelakaan, kematian tidak akan terjadi.

10.  Teori Umur Panjang dan Penuaan (Longevity and Senescence Theories)
Palmore (1987) mengemukakan dari beberapa hasil studi, terdapat faktor-faktor tambahan berikut yang dianggap berkontribusi untuk umur panjang: tertawa; ambisi rendah, rutin setiap hari, percaya pada Tuhan; hubungan keluarga baik, kebebasan dan kemerdekaan; terorganisir, perilaku yang memiliki tujuan, dan pandangan hidup positif. Wacana yang timbul dari teori ini adalah sindrom penuaan merupakan sesuatu yang universal, progresif, dan berakhir dengan kematian.

11.  Teori Harapan Hidup Aktif dan Kesehatan Fungsional
Penyedia layanan kesehatan juga tertarik dalam masalah ini karena kualitas hidup tergantung secara signifikan berkaitan dengan tingkat fungsi. pendekatan fungsional perawatan pada lansis menekankan pada hubungan yang kompleks antara biologis, sosial, dan psikologis yang mempengaruhi kemampuan fungsional seseorang dan kesejahteraannya.

12.  Medis (Medical Theories)
Teori medis geriatri mencoba menjelaskan bagaimana perubahan biologis yang berhubungan dengan proses penuaan mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh manusia. Biogerontologi merupakan subspesialisasi terbaru yang bertujuan menentukan hubungan antara penyakit tertentu dan proses penuaan. Metode penelitian yang lebih canggih telah digunakan dan banyak data telah dikumpulkan dari subjek sehat dalam studi longitudinal, beberapa kesimpulan menarik dari penelitian tiap bagian berbeda.

Teori Sosiologi Tentang Proses Penuaan
Teori sosiologi merupakan teori yang berhubungan dengan status hubungan sosial. Teori ini cenderung dipengaruhi oleh dampak dari luar tubuh.
1.      Teori Kepribadian
Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Teori pengembangan kepribadian yang dikembangkan oleh Jung menyebutkan bahwa terdapat dua tipe kepribadian yaitu introvert dan ekstrovert. Lansia akan cenderung menjadi introvert kerenan penurunan tanggungjawab dan tuntutan dari keluarga dan ikatan sosial.

2.      Teori Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan merupakan aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang sukses.pada kondisi tidak danya pencapaian perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka lansia tersebut berisiko untuk memiliki rasa penyeselan atau putus asa.

3.      Teori Disengagement (Penarikan Diri)
Teori ini menggambarkan penarikan diri ole lansia dari peran masyarakat dan tanggung jawabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah berkurang dan tanggungjawab telah diambil oleh generasi yang lebih muda. Manfaat dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat menyediakan eaktu untuk mengrefleksi kembali pencapaian yang telah dialami dan untuk menghadapi harapan yang belum dicapai.

4.      Teori Aktivitas
Teori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses maka ia harus tetap beraktivitas.kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas mental serta fisik yang berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang kehidupan.

5.      Teori Kontinuitas
Teori kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan kelanjutan dari perilaku yang sering dilakukan klien pada usia dewasa. Perilaku hidup yang membahayakan kesehatan dapat berlangsung hingga usia lanjut dan akan semakin menurunkan kualitas hidup.

6.      Teori Subkultur
Lansia, sebagai suatu kelompok, memiliki norma mereka sendiri, harapan, keyakinan, dan kebiasaan; karena itu, mereka telah memiliki subkultur mereka sendiri. Teori ini juga menyatakan bahwa orang tua kurang terintegrasi secara baik dalam masyarakat yang lebih luas dan berinteraksi lebih baik di antara lansia lainnya bila dibandingkan dengan orang dari kelompok usia berbeda. Salah satu hasil dari subkultur usia akan menjadi pengembangan "kesadaran kelompok umur" yang akan berfungsi untuk meningkatkan citra diri orang tua dan mengubah definisi budaya negatif dari penuaan.

Teori Psikologi Tentang Proses Penuaan
Teori psikologis merupakan teori yang luas dalam berbagai lingkup karena penuaan psikologis dipengaruhi oleh faktor biologis dan sosial, dan juga melibatkan penggunaan kapasitas adaptif untuk melaksanakan kontrol perilaku atau regulasi diri.
1.      Teori Kebutuhan
Manusia Banyak teori psikologis yang memberi konsep motivasi dan kebutuhan manusia. Teori Maslow merupakan salah satu contoh yang diberikan pada lansia. Setiap manusia yang berada pada level pertama akan mengambil prioritas untuk mencapai level yang lebih tinggi; aktualisasi diri akan terjadi apabila seseorang dengan yang lebih rendah tingkat kebutuhannya terpenuhi untuk beberapa derajat, maka ia akan terus bergerak di antara tingkat, dan mereka selalu berusaha menuju tingkat yang lebih tinggi.

2.      Teori Keberlangsungan Hidup dan Perkembangan Kepribadian
Teori keberlangsungan hidup menjelaskan beberapa perkembangan melalui berbagai tahapan dan menyarankan bahwa progresi sukses terkait dengan cara meraih kesuksesan di tahap sebelumnya. ada empat pola dasar kepribadian lansia: terpadu, keras-membela, pasif-dependen, dan tidak terintegrasi (Neugarten et al.).
Teori yang dikemukakan Erik Erikson tentang delapan tahap hidup telah digunakan secara luas dalam kaitannya dengan lansia. Ia mendefinisikan tahap-tahap kehidupan sebagai kepercayaan vs ketidakpercayaan, otonomi vs rasa malu dan keraguan, inisiatif vs rasa bersalah, industri vs rendah diri, identitas vs difusi mengidentifikasi, keintiman vs penyerapan diri, generativitas vs stagnasi, dan integritas ego vs putus asa. Masing-masing pada tahap ini menyajikan orang dengan kecenderungan yang saling bertentangan dan harus seimbang sebelum dapat berhasil dari tahap itu. Seperti dalam teori keberlangsungan hidup lain, satu tahapan menentukan langkah menuju tahapan selanjutnya.

3.      Recent and Evolving Theories
Teori kepribadian genetik berupaya menjelaskan mengapa beberapa lansia lebih baik dibandingkan lainnya. Hal ini tidak berfokus pada perbedaan dari kedua kelompok tersebut. Meskipun didasarkan pada bukti empiris yang terbatas, teori ini merupakan upaya yang menjanjikan untuk mengintegrasikan dan mengembangkan lebih lanjut beberapa teori psikologi tradisional dan baru bagi lansia. Tema dasar dari teori ini adalah perilaku bifurkasi atau percabangan dari seseorang di berbagai aspek seperti biologis, sosial, atau tingkat fungsi psikososial. Menurut teori ini, penuaan didefinisikan sebagai rangkaian transformasi terhadap meningkatnya gangguan dan ketertiban dalam bentuk, pola, atau struktur.



Faktor Yang Mempercepat Aging
Berbagai faktor yang dapat mempercepat proses penuaan (Wibowo, 2003), yaitu :
1)      Faktor lingkungan
a.       Pencemaran linkungan yang berwujud bahan-bahan polutan dan kimia sebagai hasil pembakaran pabrik, otomotif, dan rumah tangga) akan mempercepat penuaan.
b.      Pencemaran lingkungan berwujud suara bising. Dari berbagai penelitian ternyata suara bising akan mampu meningkatkan kadar hormon prolaktin dan mampu menyebabkan apoptosis di berbagai jaringan tubuh.
c.       Kondisi lingkungan hidup kumuh serta kurangnya penyediaan air bersih akan meningkatkan pemakaian energi tubuh untuk meningkatkan kekebalan.
d.      Pemakaian obat-obat/jamu yang tidak terkontrol pemakaiannnya sehingga menyebabkan turunnya hormon tubuh secara langsung atau tidak langsung melalui mekanisme umpan balik (hormonal feedback mechanism).
e.       Sinar matahari secara langsung yang dapat mempercepat penuaan kulit dengan hilangnya elastisitas dan rusaknya kolagen kulit.

2)      Faktor diet/makanan. Jumlah nutrisi yang cukup, jenis, dan kualitas makanan yang tidak menggunakan pengawet, pewarna, perasa dari bahan kimia terlarang. Zat beracun dalam makanan dapat menimbulkan kerusakan berbagai organ tubuh, antara lain organ hati.

3)      Faktor genetik
Genetik seseorang sangat ditentukan oleh genetik orang tuanya. Tetapi faktor genetik ternyata dapat berubah karena infeksi virus, radiasi, dan zat racun dalam makanan/minuman/kulit yang diserap oleh tubuh.
4)      Faktor psikik
Faktor stres ini ternyata mampu memacu proses apoptosis di berbagai organ/jaringan tubuh.
5)      Faktor organik
Secara umum, faktor organik adalah : rendahnya kebugaran/fitness, pola makan kurang sehat, penurunan GH dan IGF-I, penurunan testosteron, penurunan melatonin secara konstan setelah usia 30 tahun dan menyebabkan gangguan circandian clock (ritme harian) selanjutnya kulit dan rambut akan berkurang pigmentasinya dan terjadi pula gangguan tidur, peningkatan prolaktin yang sejalan dengan perubahan emosi dan stress, perubahan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
Fase Penuaan
Fase penuaan dalam hidup manusia sebenarnya dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase subklinis (yang terjadi ketika manusia berusia 25-35 tahun), fase transisi (usia 35-45), dan fase klinis (di atas 45 tahun).
Pada fase subklinis, tubuh manusia sudah mengalami proses penuaan, tapi seringkali tidak diakui karena tidak ada gejala yang menyertainya.
Sementara itu, pada fase transisi, gejala penuaan mulai muncul. Pada fase ini, hormon tubuh akan mengalami penurunan hingga 25 persen, gula darah mulai meningkat, massa otot menjadi lebih kecil, dan mulai timbul masalah pada jantung serta obesitas.
Ketika seseorang memasuki fase klinis, tanda-tanda lanjutan dari proses penuaan semakin terlihat. Tanda-tanda yang paling jelas di antaranya gangguan penyerapan nutrisi dan mineral, menurunnya kepadatan tulang, mulai munculnya gejala penyakit kronis, dan penurunan fungsi seksual.
Pada fase itu, biasanya orang tersebut sudah mulai merasa tua, terutama ketika anak-anaknya sudah menikah dan memiliki cucu.

Perubahan Fisiologis Proses Menua
Secara umum perubahan fisiologis proses menua adalah sebagai berikut:
a.       Perubahan mikro terjadi dalam sel seperti: berkurangnya cairan dalam sel, berkurangnya besar sel, berkurangnya jumlah sel.
b.      Perubahan makro yang jelas terlihat seperti: mengecilnya mandibula, menipisnya discus intervertebralis, erosi permukaan sendi-sendi, osteoporosis, atropi otot, emphysema polmonum, presbiopi, arteriosklerosis, menopause pada wanita, demantia senilis, kulit tidak elastis, rambut memutih.

Hambat Penuaan
Setiap manusia yang memang tidak bisa lepas dari proses penuaan, namun penuaan bisa dicegah atau dihambat. Salah satu cara adalah dengan menggunakan antioksidan yang mencegah radikal bebas dan mencegah kerusakan sel atau jaringan.
Pada dasarnya, setiap manusia memiliki antioksidan alami yang ditemukan di setiap sel dalam jaringan tubuh, seperti Super Oxide Dismutase (SOD), katalase, peroksidase gluthatione, dan sebagainya. Antioksidan alami tersebut secara langsung akan berurusan dengan radikal bebas dan menjadi pelindung bagi tubuh Anda.
Namun, semakin tua seseorang, jumlah antioksidan alami yang diproduksi tubuh mulai menurun, padahal jumlah radikal bebas terus meningkat, sebagian karena paparan polusi dan bahan pengawet yang ditemukan dalam makanan. Oleh karena itu, dibutuhkan asupan tambahan antioksidan, baik dari makanan, minuman dan suplemen.
Suplemen antioksidan tetap diperlukan terutama jika Anda tidak bisa makan sayuran atau buah segar setiap hari dan cenderung mengonsumsi makanan tinggi lemak, merokok, minum alkohol, aktivitas fisik terlalu berat, memiliki beban psikologis, dan tinggal di lingkungan yang tercemar.
Cara lain untuk memperlambat proses penuaan adalah dengan melakukan detoksifikasi (menetralkan racun dalam tubuh), diet (mengurangi asupan lemak), latihan fisik, mengurangi stres, dan harmonisasi hormon.












DAFTAR PUSTAKA
Goldman, R., Klatz, R. 2003. The New Anti-Aging Revolution. Australasian Edition. Theories of Aging. Page : 19-32. (http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-231-1651891725-bab%20ii%20(revised)%20.pdf). Diakses tanggal 7 November 2012
Tambayon Jan. 1993. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

1 komentar: